“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter,” kata katanya melalui keterangan tertulis.
Secara topografi, Gunung Ibu setinggi 1.325 meter dari permukaan laut (mdpl) itu berbentuk kerucut atau bertipe strato. Sesuai rekamannya, erupsi yang terjadi pada pergantian hari itu berdurasi sekitar 6 menit 27 detik.
“Teramati lontaran lava pijar dengan tinggi 800 meter di atas puncak. Lava jatuh sampai jarak 1.000 meter di bawah bibir kawah,” ucap Hendra.
Ketika erupasi, dia meneruskan, Gunung Ibu mengeluarkan suara dentuman dan gemuruh yang terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ibu. Hingga laporan ini ditulis, erupsi terpantau masih berlangsung.
Masyarakat yang berada di radius lima kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dilarang mendekat dan beraktivitas di sekitar gunun tersebut. Hendra meminta masyarakat memakai pelindung hidung, mulut, dan mata. Fungsinya untuk melindungi saluran pernafasan dan indra penglihatan jika terjadi hujan abu.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat diminta selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung atau Pos PGA Gunung Ibu di Desa Gam Ici, Halmahera Barat.
“Untuk (mendapat) informasi langsung tentang aktivitas gunung,” tutur Hendra.
Gunung Ibu di Maluku Utara Meletus, Lontaran Lava Pijarnya Mencapai 800 Meter
Badan Geologi menyatakan, Gunung Ibu di Maluku Utara meletus pada 11 Mei 2024 pukul 00.24 WITA.
PVMBG terus mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Marapi, tetap waspada terhadap bahaya erupsi dan banjir lahar dingin.
(*)
Post Views: 7