FEK kini menjadi pelaku dari suatu kejahatan politik sekaligus kriminal.
Bukan hanya lingkungan sekitar Kemang yang tahu, tetapi sudah seluruh Indonesia bahkan dunia. Wajah FEK ada dimana mana dikenal sebagai pelanggar HAM dan perusak demokrasi. FTA adalah organisasi diaspora WNI yang bukan kaleng-kaleng apalagi kaen rombeng. Kumpulan aktivis pegiat kemanusiaan yang peduli dengan masa depan tanah air Indonesia.
Partai Golkar bulan Agustus lalu sudah dipimpin Bahlil Lahadalia, tentu sebagai hasil rekayasa Jokowi. Keberadaan Felick E Kalawali atau FEK pada acara Rapat Pengurus DPP Partai Golkar saat Partai sudah dipimpin Ketua Umum Bahlil. Adakah “perintah langsung” dimaksud Felick atau FEK itu adalah perintah Bahlil ? Nah kini semua menjadi serba mungkin.
Kepolisian tidak perlu menolong FEK dengan menyatakan gerombolan teror perusak dan pelaku persekusi FTA di Kemang dilakukan atas inisiatif sendiri karena itu irasional dan bertentangan dengan fakta di lapangan yang disaksikan.
Komunikasi Panitia dengan aparat Kepolisian dan Sekuriti Hotel di Lokasi menunjukkan gerombolan pimpinan FEK tidak berdiri sendiri. FEK berdiri di atas kejahatan kerjasama antar pihak.
Mungkinkah gerombolan FEK itu gabungan antara preman dengan Polisi yang menyamar ?
Partai Golkar tidak boleh diam. Jika tidak melakukan klarifikasi soal FEK maka berarti ada proteksi. Ketika Partai Golkar melalui Bahlil berada dalam kendali Jokowi, maka kalimat “perintah langsung” dapat dibaca “perintah tidak langsung” dari Jokowi sang pengendali.
Partai Golkar harus ikut membantu menguak misteri kejahatan 28 September 2024 di Kemang. Kejahatan yang melengkapi September kelabu di akhir masa jabatan Jokowi.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 1 Oktober 2024
Post Views: 30