Kelima, Fatwa MUI tidak menyerang apa yang disebut oleh BPIP sebagai “kearifan lokal tradisi ratusan tahun nenek moyang kita”. Lho, kapan nenek moyang “ratusan tahun” itu mengucapkan salam dengan menyatukan Assalamu’alaikum dengan Om Swastiastu atau Namo Budaya ? Dasar BPIP itu badut dan pembohong.
MUI sudah benar dan patut didukung oleh umat Islam. Pikiran sekuler tengah melanda kalangan “tukang stempel rezim”. Mereka sesungguhnya benci Islam dan memusuhi umat Islam. Bagaimana bisa seorang Kepala BPIP menyatakan bahwa musuh besar Pancasila adalah Agama. Betapa naif dan dangkal berfikir BPIP.
BPIP tidak berguna, tidak produktif dan makan gaji buta. Memboroskan uang rakyat. Pancasila bukannya aman di ruang BPIP malah dirusak dan diinjak-injak. Inilah ironi bangsa terbesar dalam sejarah. BPIP adalah sampah. Karenanya solusi dan fikiran sehat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah lawan dan bubarkan BPIP.
BPIP merupakan musuh agama, musuh umat Islam dan musuh Pancasila. BPIP adalah Badan Perusak Ideologi Pancasila. Pagar yang menjadi pemakan tanaman.
Dulu tahun 1964 Ketua CC PKI DN Aidit juga membuat buku berjudul “Aidit Membela Pantjasila”. Pancasila dijadikan slogan dan tipu-tipu PKI.
Ayo dukung Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai wadah perjuangan umat Islam. Fatwa MUI itu untuk menyelamatkan umat.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 12 Juni 2024
Post Views: 13