Rencana untuk menambah kementrian hingga lebih dari 40 pada Kab.com Prabowo kelak setelah pelantikan sungguh memprihatinkan. Nuansanya adalah “bagi-bagi kue” meskipun kue itu harus dibungkus dengan narasi kebutuhan. Kebutuhan akan perluasan bidang tugas. Gibran menyebut contoh bidang tugas itu adalah makan siang gratis.
Nampaknya ada dua hal mendasari perlunya penggembrotan kementrian “Kab.com Prabowo Gibran” yaitu :
Pertama, untuk mewadahi pusing dan jlimetnya program kerja “Makan Siang Gratis”. Prabowo terjebak oleh janji kampanye “asbun” (asal bunyi) dan “asrik” (asal menarik) yang akhirnya menjadi “aspu” (asal tipu-tipu). Makan siang diubah menjadi “sarapan” dengan penghalusan menjadi “makan bergizi gratis”.
Kedua, untuk mewadahi koalisi pendukung dan koalisi rangkulan. Diperlukan wadah yang lebih besar. Akibatnya Prabowo harus melakukan penggemukan sapi eh politik dagang sapi. Kab.com adalah tempat makan-makan bersama para pendukung dan kelompok rangkulan. Bergembira “cengengesan” menikmati kekuasaan. Tugas dan amanat hanya sekunder bahkan tersier.
Sebutan Kab.com Kebersamaan, Kab.com Gotong Royong, Kab.com Kekeluargaan, Kab.com Gemuk Kab.com Gembul ataupun Kab.com Gemoy merupakan Kab.com yang menghimpun sebanyak banyak kelompok politik untuk berkumpul dalam Istana. Ditambah dengan kue Komisaris, kue Duta Besar, kue Setap Kusus. Pokoknya obral jabatan agar semua menikmati kue kekuasaan. Buka pintu korupsi berjama’ah.
Bagaimana dengan oposisi ? Gampang, tinggal teriak dan minta fatwa dari Dukun Tata Negara bahwa dalam sistem Presidensial tak mengenal oposisi. Selesai.
Ketika semua Pimpinan Partai berada dalam Kab.com, maka Parlemen pasti akan menghamba dalam barisan Daulat Tuanku. Yang penting adalah “cash and carry”.