Tak Mau Kecolongan, KPID dan Stakeholder Penyiaran Jabar Kawal Revisi P3SPS

Tak Mau Kecolongan, KPID dan Stakeholder Penyiaran Jabar Kawal Revisi P3SPS

KOTA BANDUNG- Rawan muncul dan hilangnya pasal-pasal krusial dalam pembahasan revisi Pedoman Perilaku Penyiaran Standar Program Siaran (P3SPS), Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat bersama sejumlah tokoh dan elemen masyarakat Jawa Barat berkomitmen untuk terus mengawal prosesnya.

Hal tersebut dikemukakan Ketua KPID Jawa Barat Adiyana Slamet dalam FGD yang diselenggarakan di Ruang Oemi Abdurrachman, FIkom Universitas Padjadjaran (Unpad), Senin (13/09/2021).

Bacaan Lainnya

“Kami tidak mau kecolongan, sehingga merugikan masyarakat Jawa Barat. Kami akan ikuti semua prosesnya, dan kawal sampai nanti disahkan. Mohon doa dan dukungannya,” ucapnya.

Menurut Adi, ada beberapa pasal krusial yang ingin terus kawal. Diantaranya pasal 50 dalam SPS yang mengatur tentang konten kebudayaan. KPID Jawa Barat ingin memastikan jika konten kebudayaan mendapatkan ruang yang terhormat di lembaga penyiaran, dan tidak dijadikan modus untuk melindungi konten-konten berisi kepentingan pribadi.

“Kami menolak jika siaran pernikahan selebritis berjam-jam di televisi itu dikategorikan sebagai konten kebudayaan. Kami melihat itu tetap konten privat yang tidak memiliki kepentingan bagi publik yang signifikan,” katanya.

Sementara itu Akademisi Penyiaran dari Unpad Dian Wardiana Syuchro berpendapat, jika P3SPS merupakan aturan main yang harus ditaati oleh lembaga penyiaran, sehingga revisi dibutuhkan untuk mengikuti perkembangan dinamika dan teknologi penyiaran.

“Revisi terakhir kan sudah 10 tahun yang lalu. Kondisi penyiaran sekarang banyak berubah. P3SPS itu adalah code of conduct dan code of ethics yang perlu terus diperbaharui, sehingga tetap relevan,” ujarnya.

Sementara Nusyawal, mantan komisioner KPID Jawa Barat yang juga aktivis Koalisi Nasional Reformasi Penyiaran (KNRP) menitipkan lebih dari seratus catatan revisi kepada KPID Jawa Barat. Hal tersebut menurutnya adalah bentuk kepercayaan yang diberikan kepada KPID Jawa Barat.

“Ada banyak catatan yang saya titipkan. Trust adalah kunci bagi saya ketika menitipkan ini. Saya yakin KPID Jawa Barat akan memperjuangkan. Ingat bahwa konstituen KPID Jawa Barat adalah warga Jawa Barat,” tegas  Nusyawal.

Selain diikuti oleh semua komisioner KPID Jawa Barat, FGD ini dihadiri oleh tokoh dan stakeholder penyiaran Jawa Barat seperti  Dadang Rahmat Hidayat, Eni Maryani, Dian Wardiana, Herlina Agustin, Pandan Yudha Pramesti, Nusyawal, Zen Al-Faqih, ATVLI, ATSDI, PRSSNI, dan Bidang IKP Dinas Kominfo Jawa Barat.

Selanjutnya, hasil FGD yang diselenggarakan oleh KPID Jawa Barat ini akan dibawa ke forum-forum KPI Pusat sebelum akhirnya diputuskan dalam forum Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KPI Se-Indonesia yang diagendakan pada bulan Oktober ini. (Rangga/ Husni)

 

Pos terkait